Kamis, 19 Januari 2017

Rencana Hidup Dalam 'Keluarga Berencana'

Hidup berkeluarga adalah sebuah impian bagi kebanyakan orang. Karena sebagai impian dalam hidup, hidup berkeluarga merupakan hidup yang direncanakan. Maka yang menjadi fokus pada Keluarga Berencana ialah ‘perencanaan hidup dalam sebuah keluarga.’ Hemat saya, perencanaan untuk hidup dalam sebuah keluarga mencakup tiga tahap, yaitu tahap pra berkeluarga, tahap pro berkeluarga, dan tahap post berkeluarga. Perencanaan pada tahap pra berkeluarga, disebut juga tahap perencanaan sebelum menikah. Supaya setiap pasangan dapat mampu merencanakannya, pasangan boleh belajar dari keluarga intinya, boleh juga semacam 'sekolah kehidupan awal' yang dibentuk dan diadakan oleh lembaga agama masing-masing. Didalam 'sekolah kehidupan berkeluarga awal ini, pasangan boleh merencanakan proses pemilihan pasangan, status pekerjaan, tempat tinggal, tempat dan acara pernikahan, jumlah anak, bagaimana membangun relasi dengan keluarga mertua dan menantu, membangun komitmen untuk mempertahankan hidup berkeluarga, jika sudah hidup bersama dalam satu ikatan keluarga dan perencanaan pengaturan ekonomi dalam hidup berkeluarga nanti. Sementara tahap pro berkeluarga disebut juga tahap hidup berkeluarga yang sedang dijalankan bersama pasangan. Perencanaan yang semestinya ada ditahap ini ialah bagaimana mempertahankan hidup berkeluarga walaupun ada tantangan yang akan muncul, berusaha untuk memperjuangkan ekonomi dalam keluarga dengan halal, memperkuat relasi antar pasangan hidup, mengatur waktu rekreasi bersama dalam keluarga, hidup doa dalam keluarga, perencanaan untuk menabung, pendidikan anak dan hidup anak di masa depan. Tahap ini boleh kita sebuah sebagai tapa pengaturan diri sebuah keluarga. Sedangkan dalam tahap ketiga yaitu post berkeluarga, orangtua perlu memikirkan dan merencanakan dengan baik soal hidup anak-anak di masa depan seperti pekerjaan anak-anak, pilihan hidup, dan perencanaan untuk anak bagaimana mengolala usaha orangtua (kalau ada), dan seterusnya. Orangtua harus memikirkan juga kehidupan anak-anaknya setelah ia tidak ada lagi. Jadi, dalam Keluarga Berencana tidak hanya merencanakan jumlah anak, ekonomi rumah tangga, dan pendidikan anak. Namun yang terbaik ialah hidup berkeluarga harus terencana sejak awal dengan didukung oleh komitmen kedisiplinan, motivasi berkeluarga, dan tujuan berkeluarga yang diidam-idamkan bersama yaitu mencapai kebahagian dan kesejahteraan hidup. Jika hidup berkeluarga selalu direncanakan dengan baik melalui managemen keluarga yang baik, sebuah keluarga akan sukses dalam membangun kualitas hidup berkeluarga, dan dengan begitu martabat berkeluargapun dapat ditegakan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alfonsliwun/rencana-hidup-dalam-keluarga-berencana_55a60cf0dd22bd1707c558f2

Artikel Terkait